Kemarin sore, saat hendak
memarkir kendaraan kedalam garasi tanpa sengaja saya melihat ke langit. “Ah,
ternyata sedang musim layangan disini”. Secara abstrak, ingatan saya pun
kembali ke tahun 2017, tepatnya tanggal 30 April – 1 Mei. Pada dua hari tersebut
sebenarnya merupakan hari libur dimana tanggal 30 April jatuh pada hari minggu
dan 1 Mei merupakan hari buruh, namun saya tetap harus bekerja setelah
mendapatkan penugasan khusus dari kantor. Ya, pekerjaan kali ini sangat
menyenangkan, lebih kepada main sih. Saya dan tim mendapatkan tugas untuk
melakukan pengambilan foto udara menggunakan UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
atau yang biasa kita kenal dengan drone. Memang tidak banyak pegawai di
kantor saya yang dapat mengoperasikan alat ini, ya termasuk saya yang hanya
bisa dasar-dasar saja, seperti membuat flight plan, membaca kondisi dan
posisi pesawat, dan menerbangkan drone tipe multi-rotor/copter
serta mengambil hasil foto udara untuk selanjutnya diolah. Namun untuk maintenance
alat sih masih belum bisa, kantor kami masih mengandalkan pihak rekanan untuk
melakukan hal tersebut.
Maintenance Hexa-Copter dan Quad-Copter |
Sebenarnya kegiatan pada dua hari
tersebut saya hanya bertugas untuk mengawal tim penerbang yang kami undang
dari luar kota. Istilahnya biar ada warloknya lah. Kebetulan pengalaman saya
survey lapang selama beberapa bulan pada wilayah tersebut membuat saya cukup
akrab dengan perangkat warga disana, baik ketua RT, RW maupun orang kelurahan.
Setidaknya jika ada yang menanyakan kegiatan kami, masih ada backup dari
mereka. Oia, kenapa saya hanya mengawal ?
Pertama karena posisinya
saat itu saya dan teman saya yang kebetulan bisa mengoperasikan baru saja
mengalami trauma yang mendalam setelah pesawat kami jatuh di areal persawahan,
untung saja tidak menimpa rumah warga ataupun menimpa petani. Tapi hampir
ketimpa sih kata saksi mata yang lihat detik-detik pesawat itu jatuh. Langsung
panik banget saat itu, barang seharga ratusan juta jatuh begitu saja ditangan
kami. Kami yang sedang berteduh sambil menikmati cemilan terkaget-kaget melihat
tiba-tiba pesawat kami kehilangan daya dan langsung terjun bebas dari ketinggian 125 meter. Untunglah
setelah diselidiki flight record nya, diketahui bahwa pesawat mengalami malfunction
saat menggunakan mode auto-pilot. Sehingga unit diganti oleh rekanan
kami dan hanya keluar biaya administasi saja.
Memungut Puing Pesawat yang Jatuh di Sawah |
Puing Hexa-Copter dan Kamera yang Hancur Lebur |
Kedua, karena saya memang
belum selesai mendapatkan pelatihan untuk menerbangkan pesawat tipe fixed
wing (dan ini yang akan digunakan sekarang). Jadi saya tidak mau mengambil
resiko juga untuk menerbangkan alat ini sendirian tanpa bantuan ahlinya. Oke
skip.
Baru Sempat Latihan Nerbangin Ini |
Flight Plan telah dibuat,
direncanakan kita akan mengambil gambar atas wilayah seluas kurang lebih 1.600
Ha yang terbagi dalam dua hari. Penerbangan yang dimulai sekitar pukul 9 pagi
itu relatif lancar, dan kegiatan berjalan sesuai dengan rencana. Hari pertama
berlalu tanpa ada kendala yang berarti. Memang tim yang kami undang ini
sudah sangat berpengalaman, jadi santai saja lah. Tinggal duduk manis dekat control
centre sembari bertanya sedikit banyak hal yang belum saya ketahui dari
hasil pelatihan sebelumnya. Ternyata masih banyak printilan yang perlu
diperhatikan. Misi hari pertama pun selesai, kami segera melakukan backup foto
yang berhasil kami dapatkan. Bagus juga ternyata hasilnya. Beda sama gambar
yang diambil menggunakan copter. Kalau pake copter kena angin
sedikit jadi “shake” gambarnya.
TPST Bantargebang dari Ketinggian 150 meter |
Memasuki hari kedua, penerbangan
dimulai lebih awal, masih sekitar jam 8 kurang sudah melakukan flight
pertama. Cuaca sangat cerah saat itu, bahkan cenderung panas. Kegiatan hari
kedua ini selesai dalam waktu setengah hari, namun karena ada titipan dari
kantor untuk melakukan tes pada unit yang baru kita beli, sehingga ada tambahan
sedikit kegiatan untuk bermain-main hahaha.
Landing Session Misi Terakhir
Take-Off Session Percobaan Armada Baru
Tes unit telah lancar
dilaksanakan, kami sedikit bermain-main dengan pesawat tersebut. Enak juga
ternyata main ginian, apalagi kalo punya sendiri. Tidak ada kendala dalam unit
tersebut selama masa percobaan. Tapi saya tidak pernah melihat pesawat tersebut
terbang lagi. Ya karena memang tidak ada kegiatan pengambilan foto udara lagi
setelah itu, ditambah tidak lama kemudian saya memutuskan untuk resign dari
kantor tersebut. Mencoba peruntungan ditempat lain, keluar dari zona (ny)aman.
Sebenernya ingin sekali kembali menerbangkan drone, tapi udah lupa-lupa
sedikit sih haha. Ya mungkin suatu saat nanti bisa kembali terbang, semoga.
Tidak ada ilmu yang hilang ko, tinggal mau atau tidak untuk me-refresh
ingatan.
Seluruh Awak dan Armada |
Depok, 4 Juni 2018
Belum ada tanggapan untuk "Fly - Crash - Repeat"
Posting Komentar