#top-social-profiles{height:42px;text-align:right}#top-social-profiles img{margin:0 6px 0 0px !important} #top-social-profiles img:hover{opacity:0.8} #top-social-profiles .widget-container{background:none;padding:0;border:0} .social-profiles-widget img{margin:0 6px 0 0} .social-profiles-widget img:hover{opacity:0.8}

Tour de Setu Depok 2018


12 Agustus 2018, pagi itu saya dan kedua teman saya (Apis dan Wawa) akan mengikuti acara gowes santai “Tour de Setu Depok” yang diselenggarakan oleh Pemda Kota Depok dalam rangka menyambut Asian Games 2018 dan HUT ke-73 Republik Indonesia. Bagi saya pribadi, ini adalah pengalaman pertama saya ikut acara gowes bareng seperti ini. Kami sudah sejak jauh-jauh hari melakukan registrasi secara online ke panitia penyelenggara. Saya dapat info bahwa untuk registrasi ini hanya akan dibatasi sebanyak 1000 peserta. Banyak juga ya, seperti apa nanti dijalan segitu banyaknya sepeda. Kegiatan sepeda santai ini juga diikuti oleh Walikota Depok, beliau senang bersepeda juga katanya. Sesuai judul kegiatannya rute dimulai dari kantor Walikota Depok kemudian melintasi Setu Rawa Besar, Setu Pengasinan, Setu Sawangan, dan kembali ke kantor Walikota Depok dengan total jarak kurang lebih 35km.
Berharap ini nomor keberuntungan
Acara akan dimulai pada pukul 06.00. Pada malam sebelumnya, saya dan apis janjian akan bertemu di Jalan Juanda sekitar pukul 05.30 untuk menuju lokasi secara bersama-sama. Namun sayang dalam perjalanan menuju kantor Walikota, Apis terpaksa kembali kerumah karena kelelahan. Mulai juga belom dia malah udahan hahaha. Saya terpaksa melanjutkan perjalanan sendirian, namun tidak sedikit bertemu para pesepeda lain yang ingin mengikuti kegiatan ini. Saya sampai di kantor Walikota sekitar pukul 06.05, Wawa telah menunggu saya di dekat meja registrasi ulang. Antrean sudah cukup panjang pagi itu, ditambah lagi ternyata ada juga yang daftar on the spot dan jumlahnya tidak sedikit, kisaran 500 lebih mungkin (hal ini saya ketahui saat pemanggilan nomor doorprize). Jadi setidaknya ada 1.500 pesepeda yang hadir pada acara itu. Luar biasa ramai. Entah karena acara ini gratis atau memang setiap event sepeda gini selalu seperti itu. Sebagai peserta yang telah melakukan registrasi di awal, saya dan Wawa berhak mendapatkan snack gratis. Alhamdulillah bisa buat bekal di jalan.
Ini dia si Wawa
Suasana menjelang start
Setelah beberapa kata sambutan, akhirnya kami melaju dari garis start menuju lokasi setu yang pertama yaitu Setu Rawa Besar. Jaraknya hanya sekitar 2km dari kantor Walikota. Bapak Walikota memimpin pasukan pesepeda dari garis start. Tidak sedikit pesepeda yang melaju dengan cepat. Saya sih santai aja, namanya juga sepeda santai, gaada juaranya kalau finish duluan. Perjalanan menuju pos pertama ini tidak terlalu lama, dan karena baru start ya kami masih menggerombol layaknya genk sepeda mau menyerang hahaha. Gowes dikit..cekrek..gowes dikit..cekrek, kira-kira begitulah sepanjang perjalanan menuju pos pertama ini. Tidak banyak hal baru yang saya dapat dari perjalanan menuju pos pertama ini, karena saya memang sudah pernah ke tempat itu. Jadi biasa saja. Sesampainya di pos pertama tiket yang kami pegang di stempel oleh panitia. Hal ini sebagai bukti bahwa kami benar-benar melintasi rute yang ditentukan. Belum berasa capek ini sih, baru 2km mah pemanasan doang. Bapak Walikota beserta jajarannya terlihat berfoto di Setu Rawa Besar ini. Hal ini juga menjadi tontonan bagi warga sekitar. Iyalah itu jalannya kan jalan kampung ya, gak besar, dilewatin kurang lebih 1.500 sepeda, tambah lagi ada walikota lewat. Gimana gak jadi tontonan coba hehe.
Pukul 06.30 udara sejuk mengawal perjalanan kami
Perjalanan baru mulai berasa seru saat menuju pos kedua, Setu Pengasinan. Entah berapa jauh jaraknya tapi saya rasa sekitar 12km (cek di Gmaps sih bener sekitar segitu). Trek yang dilalui mulai variatif. Menanjak, menurun, berkelok, bergelombang. Karena perjalanannya mulai panjang, jadi rombongan pesepeda disini mulai terurai. Awalnya saya gowes berdua bareng si Wawa ini sambil ngobrol, tapi lama-lama saya agak lelah jika mengikuti gaya bersepeda dia, ditambah greget melihat para pesepeda lain numpang lewat didepan kita. Akhirnya saya mulai meningkatkan kecepatan. Wawa tertinggal cukup jauh, jahat juga sih ninggalin dia hahaha. Tapi beberapa kali saya berhenti sejenak untuk menunggu Wawa, karena jaraknya cukup jauh jadi beberapa kali saya berhenti pun dia tidak kunjung muncul. Saya berpikir untuk langsung menunggunya di pos kedua saja. Jadi saya berusaha mengimbangi rombongan lain agar tidak tersesat. Tapi malu lah kalau sampai nyasar, masa anak geografi nyasar. Setelah perjalanan sekitar 12km dilalui akhirnya saya sampai di pos kedua, Setu Pengasinan. Setelah menunggu sekitar 7 menit, Wawa akhirnya muncul dengan wajah yang engap. Memang trek yang barusan dilalui itu cukup menguras tenaga karena tanjakan dan turunan yang cukup ekstrem. Akhirnya kami beristirahat sejenak dengan mendorong sepeda kita sambil berjalan kaki. Tidak terlihat panitia pemberi cap stempel seperti pada pos pertama, mungkin karena tadi membuat perjalanan tersendat jadi ditiadakan. Dalam momen istirahat tersebut, ada seorang bapak solo rider yang menghampiri saya dan mengeluhkan jarak yang lumayan jauh. Dalam hati saya berkata “iya Pak saya paham, saya yang masih muda aja engap, gimana Bapak”. Setelah istirahat dirasa cukup, saya dan Wawa melanjutkan perjalanan. Kali ini saya bareng Wawa aja lah pengen santai.
Pos 2 Setu Pengasinan
Perjalanan menuju pos terakhir (Setu Sawangan) saya jalani dengan sangat santai. Trek yang dilalui melintasi perkampungan, perumahan dan jalan raya. Cenderung datar, jadi tidak terlalu menguras tenaga. Sesekali saya berusaha mencari papan tulisan toko yang bisa menunjukan lokasi dimana saya berada. Jujur saya tidak tahu itu Depok sebelah mana kalo di peta haha. Benar-benar pertama kali saya melewati rute ini. Sinar matahari semakin menyorot kami, saat itu baru sekitar pukul 8 pagi (lewat sih). Melalui rute ini sebenernya rada takut salah jalan juga. Karena tidak terlihat pesepeda lain didepan maupun dibelakang kita. Entah karena kami jalan duluan dari pos sebelumnya atau gimana. Setelah beberapa menit mengaspal terlihat serombongan panitia memberikan isyarat untuk berbelok memasuki jalan perkampungan. Jadi ketiga setu yang kami lewati ini letaknya memang berada di jalan kecil gitu. Kalau panitianya gak nungguin didepan gang bisa-bisa bablas tuh, tahu-tahu sampe Tangerang aja hahaha. Nah ternyata di pos ini belum banyak pesepeda yang tiba. Kayaknya masih pada istirahat tadi di pos sebelumnya. Disini kita kembali dikasih minum dan cemilan sehat. Ada rebusan ubi, singkong, kacang, dan beberapa kue lainnya. Lumayan lah mengganjal perut. Cuma karena bawaanya capek jadi kurang nafsu makan. Pengennya cepet udahan aja terus pulang haha.
Cemilan di pos terakhir, Setu Sawangan
Terlalu asik dengan ubi rebusnya
Setelah makan, minum dan istirahat secukupnya. Saya dan Wawa pun kembali melanjutkan perjalanan ke garis finish (kantor Walikota Depok). Jaraknya kira-kira 13km. Perjalanan menuju garis finish ini kami tempuh dengan santai. Tenaga juga mulai habis sih disini. Tidak sedikit dalam perjalanan banyak pesepeda yang mampir makan dulu, ada yang ke warteg, beli bubur pinggir jalan, minum es, bahkan ada yang makan nasi padang. Kocak banget liatnya. Saya juga sempat tergoda saat lewat depan tukang cimol dan stik kentang, mana baru diangkat lagi. Mau berhenti banget padahal, apalagi niatnya santai dan masih banyak juga rombongan dibelakang. Perjalanan menuju garis finish ini didominasi oleh tanjakan. Beberapa kali saya harus turun dari sepeda setelah melewati tanjakan. Sekedar untuk meluruskan kaki dan menunggu Wawa yang tertinggal di hampir setiap tanjakan. Matahari pun semakin terik, sudah sekitar jam 9 pagi saat itu. Lalu lintas yang mulai ramai membuat kami lebih waspada. Tanjakan demi tanjakan akhirnya kami lewati. Tinggal jalur mendatar sepanjang kurang lebih 2,5km. Saya izin ke Wawa untuk meningkatkan kecepatan, ini saya pengen tes fisik aja sebenernya. Akhirnya saya mencoba mengikuti beberapa peserta dari klub sepeda yang mengayuh dengan cepat. Memasuki beberapa ratus meter terakhir, kami sprint sambil berteriak menyemangati diri sendiri dan pesepeda lain. Sangat cepat, saya sampai menggunakan gear 8. Dan akhirnya finish. 
Akhirnya mencapai garis finish, masih sepi euy
Tidak lama kemudian Wawa pun tiba, kami segera menuju tempat pengumpulan kupon doorprize lalu mencari spot enak untuk istirahat. Pukul 09.30, berarti 3 jam perjalanan gowes kali ini. Dengan waktu berhenti di tiap pos kisaran 10 menit. Sisanya ya full gowes diselingi berhenti beberapa detik yang kadang digunakan untuk minum atau membetulkan posisi masker dan kacamata. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Capeknya benar-benar terasa. Kaki rasanya lemas banget, tambah lagi masih ada sekitar 12km perjalanan gowes menuju rumah. Sambil beristirahat kami menyimak nomor kupon doorprize yang dipanggil, namun saya tidak mendapat satupun. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang karena sudah hampir jam 11 siang. Ternyata banyak juga yang baru finish, ini kayaknya yang tadi pada mampir nasi padang deh hehehe. Perjalanan pulang ini gaenak banget. Udah gowes sendiri, jauh, panas, tanjakan turunan dan kaki udah lemas banget. Sempat beberapa kali berhenti untuk istirahat. Tapi akhirnya bisa sampai kerumah jam setengah 12an. Alhamdulillah, sampai dengan selamat dan membawa oleh-oleh pengalaman yang luar biasa. Sepertinya bakal ketagihan ikut acara gowes gini deh, seru juga ternyata.
Terima kasih panitia, acaranya mantul
Andalanku, Ravage 4 2018



Bogor, 23 Agustus 2018

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Tour de Setu Depok 2018"

Posting Komentar